4 Anak Emas Shin Tae-yong yang Tersisih di Timnas Indonesia Era Patrick Kluivert

GuyonanBola.com – Perubahan pelatih selalu membawa dinamika baru bagi sebuah tim. Timnas Indonesia kini berada di era Patrick Kluivert, mantan striker legendaris Belanda yang resmi menggantikan Shin Tae-yong pada awal 2025. Pergantian kepelatihan ini menimbulkan berbagai kejutan, termasuk bagi beberapa pemain yang dulu menjadi andalan Shin Tae-yong.
Beberapa nama yang sempat disebut “anak emas” Shin Tae-yong kini tidak lagi menjadi pilihan utama. Padahal, mereka sempat menjadi tulang punggung Garuda di berbagai ajang internasional, mulai dari Piala AFF hingga Kualifikasi Piala Dunia. Berikut ulasan lengkap empat pemain yang mengalami perubahan peran di era Kluivert.
1. Pratama Arhan: Bek Sayap Andal yang Tersisih
Pratama Arhan menjadi sorotan di era Shin Tae-yong berkat konsistensi dan fleksibilitasnya. Bek sayap asal Blora ini mengumpulkan 50 caps bersama Timnas Indonesia. Arhan tidak hanya andal dalam bertahan, tetapi juga mampu membantu serangan dengan lemparan ke dalam jarak jauh yang kerap menjadi senjata tim.
Setelah Patrick Kluivert mengambil alih, Arhan belum mendapat kesempatan tampil di laga resmi Garuda. Pelatih asal Belanda itu memilih pemain lain untuk posisi bek sayap. Arhan tetap berlatih bersama tim, namun ia harus menunggu peluang untuk membuktikan diri lagi.
Meski tersisih sementara, pengalaman dan kemampuan Arhan tetap menjadi modal penting. Jika performanya di klub meningkat, ia berpeluang kembali menjadi bagian utama skuad Timnas.
2. Asnawi Mangkualam: Kapten yang Mulai Kehilangan Posisi
Asnawi Mangkualam identik dengan Timnas Indonesia era Shin Tae-yong. Sebagai bek kanan sekaligus kapten, ia mengoleksi 46 caps dan memimpin Garuda dengan disiplin serta kecepatan tinggi.
Namun di era Kluivert, Asnawi tidak lagi selalu menjadi pilihan. Dalam laga-laga terakhir, termasuk kekalahan 1-5 dari Australia dan kemenangan tipis 1-0 atas Bahrain, Patrick Kluivert tidak menurunkan Asnawi. Meski demikian, perannya tetap penting sebagai pemain berpengalaman yang dapat membimbing generasi muda.
Situasi klub juga memengaruhi kondisi Asnawi. Bersama Port FC di Thailand, ia belum tampil reguler karena persaingan ketat dengan pemain lain. Keadaan ini membuat posisinya di Timnas Indonesia semakin menantang.
3. Ivar Jenner: Gelandang Tengah yang Terkendala Cedera
Ivar Jenner sempat menjadi motor lini tengah di era Shin Tae-yong. Kemampuan mengatur ritme permainan dan distribusi bola membuatnya sering menjadi pilihan starter.
Sayangnya, cedera beruntun mengurangi perannya. Patrick Kluivert memutuskan tidak memanggil Jenner untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi dan Irak. Kondisi kebugaran Jenner menjadi fokus utama saat ini, termasuk di klub Jong Utrecht, sehingga ia belum tampil reguler.
Jika Ivar mampu pulih dan menunjukkan performa konsisten, peluang kembali ke Timnas Indonesia tetap terbuka. Regenerasi lini tengah tidak menutup kesempatan bagi pemain yang terbukti memiliki kualitas tinggi.
4. Rafael Struick: Penyerang Muda yang Belum Mendapat Kepercayaan
Rafael Struick adalah penyerang muda yang sempat mencuri perhatian publik sepak bola nasional. Mobilitas, kecepatan, dan insting golnya membuat Garuda memiliki opsi serangan beragam.
Di bawah Patrick Kluivert, Struick belum tampil reguler. Persaingan di lini depan semakin ketat dengan hadirnya pemain naturalisasi baru. Meski demikian, peluang untuk kembali masuk skuad tetap ada jika Struick mampu menunjukkan performa maksimal di klub.
Keunggulan Struick adalah pengalaman bermain di Eropa dan usia muda, yang memberinya waktu lebih untuk berkembang dan beradaptasi dengan filosofi Kluivert.
Analisis Strategi Patrick Kluivert
Patrick Kluivert membentuk Timnas Indonesia dengan filosofi berbeda dari Shin Tae-yong. Ia lebih memilih kombinasi pemain muda dan berpengalaman sesuai strategi menyerang yang ingin diterapkan.
Faktor kebugaran, menit bermain di klub, dan persaingan internal menjadi pertimbangan utama. Beberapa pemain andalan Shin Tae-yong harus bersaing dengan talenta baru untuk mendapatkan posisi. Perubahan ini sebenarnya sehat untuk regenerasi tim dan meningkatkan daya saing di level Asia.
Dampak terhadap Masa Depan Timnas Indonesia
Kehilangan tempat bagi empat pemain ini menandakan era baru. Timnas Indonesia kini menekankan kualitas pemain yang sesuai filosofi Kluivert. Meski begitu, pengalaman Arhan, Asnawi, Jenner, dan Struick tetap dibutuhkan untuk laga krusial.
Regenerasi pemain, dipadukan dengan pemain senior berpengalaman, menjadi kunci keberhasilan Timnas Indonesia. Suporter dapat menyaksikan wajah-wajah baru muncul sambil tetap menghargai kontribusi pemain lama.
Kesimpulan
Empat pemain yang sempat menjadi anak emas Shin Tae-yong kini tidak lagi menjadi pilihan utama di era Patrick Kluivert. Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Ivar Jenner, dan Rafael Struick harus berjuang untuk kembali menempati posisi mereka. Pergantian ini menunjukkan dinamika sehat dalam skuad Timnas Indonesia, di mana hanya pemain yang siap tampil maksimal yang mendapat tempat.
Patrick Kluivert menekankan pembangunan tim yang kompetitif, menggabungkan strategi baru dengan regenerasi. Bagi pemain, ini menjadi tantangan untuk terus berkembang. Bagi suporter, inilah perjalanan panjang menuju prestasi yang lebih besar di kancah internasional.