Kontroversi VAR dan Keputusan Wasit Ma Ning Rugikan Garuda – Indonesia vs Irak

guyonanbola.com – Laga krusial Timnas Indonesia lawan Irak berakhir dengan kemenangan tipis Irak 1–0. Namun publik lebih ingat keputusan wasit Ma Ning dari China yang dianggap merugikan. Banyak pihak menyebut VAR “mati”, meskipun situasi krusial terjadi berulang kali.
Kontroversi pun mulai mencuat sejak awal pertandingan dan semakin panas seiring waktu berjalan.
VAR dianggap tak berfungsi.
Beberapa momen penting seperti pelanggaran dalam kotak penalti terhadap Kevin Diks dan insiden di area tim Indonesia tak pernah ditinjau ulang lewat VAR. Pendukung Garuda mengecam sang wasit karena tampak enggan menggunakan VAR.
Situasi tersebut menimbulkan kekecewaan mendalam karena publik merasa teknologi yang seharusnya menjamin keadilan justru diabaikan.
Tiga kali keputusan merugikan langsung ke Indonesia.
Ma Ning mengeluarkan total tiga kartu merah terhadap pihak Indonesia seusai peluit akhir pertandingan: kepada Shayne Pattynama, Thom Haye, dan manajer tim Sumardji. Keputusan itu memicu kemarahan pemain dan staf tim.
Untuk memahami bagaimana ketegangan itu mencapai puncaknya, mari menelusuri kronologi peristiwa yang membuat laga ini begitu panas.
Kronologi Momen Kontroversial
Awal pertandingan:
Jay Idzes terjatuh usai kontak dengan Zaid Tahseen. Idzes meminta Ma Ning memeriksa VAR, tapi sang wasit tetap lanjut tanpa penggunaan video.
Menit ke-78:
Kevin Diks dijegal Merchas Doski di kotak penalti. Publik menilai itu insiden yang layak penalti, tapi Ma Ning malah menyalahkan Diks dan memberi tendangan bebas untuk Irak.
Kekecewaan semakin meluas di bangku cadangan Garuda karena keputusan tersebut menjadi momen krusial yang mengubah arah pertandingan.
Menit injury time:
Zaid Tahseen menerima kartu merah setelah kartu kuning kedua atas sikut terhadap pemain Indonesia. Meski begitu, Ma Ning tidak menunjuk titik putih meski pelanggaran terjadi di area penalti.
Para pemain Indonesia hanya bisa menatap wasit dengan rasa tidak percaya, sementara suasana di stadion semakin memanas.
Setelah peluit akhir:
Ma Ning memberi tiga kartu merah tambahan ke pihak Indonesia: Shayne Pattynama, Thom Haye, dan Sumardji. Protes keras pun pecah di lapangan.
Kondisi kacau itu menandai akhir laga yang meninggalkan luka mendalam bagi seluruh pendukung Garuda.
Dampak terhadap Indonesia dan Reaksi Publik
Hancurnya mimpi ke Piala Dunia 2026.
Kekalahan itu memastikan Indonesia keluar dari kualifikasi, dan finis sebagai juru kunci Grup B.
Kekecewaan luar biasa dari pemain dan ofisial.
Kapten Jay Idzes mengaku sangat frustrasi dengan keputusan wasit yang ia nilai tak adil. Pelatih Patrick Kluivert dan staf ikut geram.
Emosi memuncak karena perjuangan keras tim seolah terhapus oleh keputusan yang tidak berpihak.
Desakan investigasi.
Media, suporter, dan pakar sepak bola menuntut AFC dan FIFA menyelidiki keterlibatan VAR dan integritas keputusan wasit.
Gelombang protes di media sosial pun semakin kuat, menandakan betapa besar dampak dari keputusan wasit pada reputasi pertandingan internasional.
Jejak kontroversi Ma Ning sebelumnya.
Ma Ning sudah beberapa kali terlibat keputusan kontroversial. Misalnya, saat final Piala Asia 2023 dia menghadiahkan tiga penalti untuk Qatar.
Riwayat ini memperkuat keyakinan publik bahwa gaya kepemimpinannya sering menimbulkan masalah di lapangan.
Kesimpulan dan Refleksi
Laga Indonesia vs Irak menyuguhkan drama besar, bukan karena performa lapangan semata, melainkan putusan arbitrase yang memicu kontroversi. Keputusan Ma Ning untuk tidak menggunakan VAR di situasi krusial dan pengeluaran kartu merah massal terhadap pemain serta ofisial Indonesia membuat sensasi “VAR mati” menjadi viral.
Perdebatan tentang keadilan dan integritas pun terus menggema hingga setelah pertandingan berakhir.
Indonesia harus menerima kenyataan pahit: kalah 0–1, tersingkir dari kualifikasi, dan ditinggal pertanyaan tentang keadilan dalam sepak bola. Publik berharap Federasi Sepak Bola Indonesia dan otoritas sepak bola Asia bergerak cepat untuk memperbaiki situasi.