Thom Haye Tegaskan Masih Sakit Hati Usai Gagal Bela Merah Putih di Piala Dunia 2026

Guyonanbola.com – Gelandang Persib Bandung, Thom Haye, menyampaikan secara lugas bahwa ia masih menyimpan sakit hati karena kegagalan Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026. Meski sibuk dengan aktivitas di klub, Haye tak menutup-nutupi bahwa kekalahan itu masih membekas dalam dirinya.
Seusai laga akhir yang memastikan kegagalan Indonesia maju ke Piala Dunia, Haye mengatakan ia merasa “hancur” melihat usaha timnya tak cukup untuk mencapai target. Ia mengaku bahwa pekan demi pekan setelah itu berjalan berat secara mental dan emosional.
Di hadapan media usai latihan bersama Persib, Haye menyatakan: “Saya datang ke Bandung dengan satu tujuan: membantu Persib meraih hasil dan juga membayar kekecewaan bersama Timnas. Rasa itu masih hidup dalam diri saya.” Pernyataan itu menunjukkan bahwa motivasi Haye kini bukan semata karena status pemain asing, melainkan sebagai pemain yang memiliki komitmen terhadap sepak-bola Indonesia.
Kegagalan Timnas Indonesia kembali mencatat bahwa perjuangan menuju Piala Dunia sangat keras. Haye sendiri sempat menjadi bagian proses preparasi tim nasional dan melihat dari dekat potensi yang dimiliki. Namun realitas lapangan berkata lain. Ia menegaskan bahwa ia tidak mau menjadikannya alasan, melainkan sebagai bahan bakar untuk mengubah arah kariernya di level klub.
Di Persib Bandung, Haye langsung menunjukkan respons positif. Ia menyumbangkan assist dan menunjukkan intensitas tinggi dalam latihan. Menurut laporan terbaru, Haye pun membidik bukan sekadar keberhasilan jangka pendek, tetapi ingin bersama Persib membangun tim yang kokoh dan konsisten.
Fokus Baru, Target Jelas
Haye menegaskan bahwa dirinya menatap sisa musim bersama Persib dengan tekad membara. Ia mengatakan bahwa rasa sakit hati dari kegagalan Timnas telah ia salurkan ke dalam kerja keras dan persiapan di klub. “Saya tak membiarkan rasa kecewa menghambat saya. Justru saya ingin membaliknya menjadi tenaga ekstra,” ujar Haye.
Persib yang memang memiliki ambisi tinggi di Liga 1 Indonesia mendapat suntikan energi dari sosok seperti Haye. Sikapnya yang terbuka soal kegagalan Timnas menunjukkan bahwa ia tidak sekadar datang sebagai pemain asing untuk menasbihkan nama, tetapi punya kedalaman motivasi dan koneksi dengan sepak-bola Indonesia.
Evaluasi dan Pembelajaran
Haye juga menyebut bahwa kegagalan itu membukakan mata seluruh pemangku kepentingan di sepak-bola Indonesia: pemain, pelatih, federasi. Ia melihat bahwa faktor mental, persiapan dan detail teknis masih perlu diperkuat. “Kami punya potensi, tapi potensi saja tidak cukup. Kita harus bekerja lebih keras,” katanya.
Pernyataan itu menegaskan bahwa Haye menyadari bahwa kekecewaan pribadi tidak boleh berubah menjadi beban yang menghambat aksi selanjutnya. Ia memilih untuk memanfaatkan momentum ini sebagai titik kebangkitan.
Dampak di Klub dan Lingkungan
Di lingkungan Persib, kehadiran Haye membawa efek positif. Rekan-rekan tim memuji sikapnya yang tidak cuma bermain untuk diri sendiri, tetapi juga berbagi pengalaman dari level internasional dan situasi tekanan tinggi. Kehadirannya membantu meningkatkan standar dalam latihan dan mindset tim.
Pelatih Persib bahkan menganggap Haye sebagai “modul hidup” bagi pemain muda: dari kekecewaan besar menuju cara membangun ulang mentalitas pemenang. Kehadiran Haye memperkuat karakter tim yang tengah dibentuk.
Menatap Masa Depan
Dengan tersisa pertandingan penting, Haye menyatakan bahwa ia ingin melihat Persib finish tinggi, memenangkan trofi, dan sekaligus menjadi jembatan bagi sepak-bola nasional agar lebih siap di kompetisi internasional.
“Wajar jika kita kecewa karena gagal di Piala Dunia, tapi sekarang waktunya bangkit. Saya bersama Persib akan membuktikan bahwa Indonesia bisa lebih baik,” tutup Haye.