Nasib Singkat Kepelatihan Patrick Kluivert: “Tim Terbaik” Versi Arya Sinulingga Hanya Tahan 9 Bulan

Pada 8 Januari 2025, PSSI secara resmi menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia hingga 2027, menggantikan Shin Tae-yong.
>Keputusan ini disambut dengan ambisi besar karena Indonesia memburu tiket ke Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
>Tak lama setelah pengangkatan, salah satu anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, menyebut tim kepelatihan Kluivert dkk sebagai “tim terbaik yang pernah kita miliki”.>Keputusan itu datang setelah Indonesia kalah dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang memastikan tahu Garuda tersingkir dan gagal melanjutkan perjuangan ke putaran akhir.
Ambisi besar — dan awal yang menjanjikan
Detik-awal kiprah Kluivert bersama Timnas menimbulkan harapan tinggi. Pria asal Belanda yang pernah bersinar di Ajax, Barcelona dan Belanda ini hadir bersama asistennya yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Reuters
Pada Februari 2025, Arya Sinulingga dalam unggahan Instagram memuji formasi kepelatihan itu secara terbuka:
“Ini adalah tim kepelatihan terbaik yang pernah kita miliki. Semoga prestasi dari semua sisi juga menghasilkan yang terbaik untuk Indonesia.” suara.com+1
Pujian ini memunculkan ekspektasi bahwa Indonesia akan mencetak lompatan besar di sepakbola Asia.
Kenyataan mengejutkan
Kluivert gagal mempertahankan momentum yang dibutuhkan Timnas meski target besar sudah digantung tinggi. Statistik menunjukkan persentase kemenangan hanya 37,5 % dari delapan laga resmi dan uji coba gabungan.
Indonesia masuk ke putaran keempat kualifikasi namun gagal bersaing secara konsisten dengan lawan seperti Arab Saudi dan Irak.
Ketika kekalahan terus menumpuk, publik dan pengurus federasi makin menuntut evaluasi cepat.
“Tim terbaik” yang menguap
Media menyebut masa tugas itu “seumur jagung” — hanya delapan hingga sembilan bulan.
Dalam jumpa pers usai pengumuman pemutusan kerja sama, PSSI menyatakan bahwa “setelah diskusi terbuka dan penuh rasa hormat, kedua belah pihak sepakat mengakhiri kemitraan ini.”
Pelajaran untuk sepakbola Indonesia
Kisah Kluivert di Indonesia menyimpan beberapa pelajaran penting:
-
Ekspektasi dan realitas — Menyebut tim kepelatihan sebagai “terbaik” sebelum terbukti secara kompetitif memberi beban tambahan dan meningkatkan tekanan.
-
Waktu implementasi terbatas — Meski Kluivert membawa filosofi menyerang (4-3-3) dan rencana inovatif, waktu yang ia miliki sangat singkat untuk mengubah kultur dan hasil.
-
Fokus pada hasil dan proses — Nama besar dan reputasi internasional tak otomatis menjamin sukses di lingkungan yang berbeda seperti Indonesia; adaptasi, sistem dan ekosistem turut menentukan.
-
Komunikasi dan tantangan internal — Klaim “tim terbaik” dan kegagalan hasil menimbulkan pertanyaan publik dan media tentang kecocokan antara strategi, pemain dan tekanan di luar lapangan.
Masa depan terbuka lebar
Kini, posisi pelatih Timnas indonesia terbuka lebar. Sementara itu, Kluivert kembali ke panggung internasional untuk menrefleksi pengalaman singkatnya di Indonesia dan mencari tantangan berikutnya.