Klub Liga Primer Bakar Lebih dari £1 Miliar Bayar Gaji Pemain Cedera, Siapa Paling “Boncos”?

guyonanbola.com – Liga Primer Inggris menghadapi masalah serius meski klub-klub kaya. Dalam lima musim terakhir, klub-klub top menghabiskan lebih dari £1 miliar untuk gaji pemain yang cedera. Uang ini tetap keluar meski pemain tidak bisa bermain, menekan keuangan klub.
Laporan mencatat 5.367 cedera antara musim 2020–21 hingga 2024–25, yang tetap membuat klub membayar gaji pemain.
Meskipun jumlah cedera menurun, biaya tetap tinggi karena durasi absen pemain makin panjang akibat cedera yang lebih parah.
Manchester United Paling Banyak Rugi Gaji Cedera
Di antara klub-klub Inggris, Manchester United menempati posisi paling tinggi dalam jumlah kasus cedera dan biaya gaji kepada pemain cedera sepanjang lima musim terakhir. United mencatat 399 cedera, membuat klub membayar puluhan juta pound kepada pemain yang tak bisa tampil.
Chelsea menduduki posisi kedua dengan 357 cedera, sementara Newcastle United menempati peringkat ketiga dengan 355 kasus. Ketiga klub ini jadi contoh nyata betapa risiko uang habis di ruang perawatan bisa sama tingginya dengan risiko di lini pertahanan atau serangan.
Jumlah cedera yang besar sering tampil sebagai peringatan bahwa klub perlu mengevaluasi manajemen pemain, pola latihan, dan strategi rotasi skuad untuk mengurangi risiko keuangan yang tidak perlu.
Manchester City Alami Biaya Cedera Termahal
Meski Manchester United paling sering cedera, Manchester City justru menanggung biaya cedera terbesar per pemain. Cedera pemain bergaji tinggi seperti Rodri membuat total biaya jauh lebih besar dibanding klub lain.
Klub tetap membayar gaji penuh saat pemain absen. Inilah alasan City termasuk klub yang paling rugi secara finansial akibat cedera, meski jumlah kasus lebih sedikit dari United.
Chelsea Alami Lonjakan Cedera Usai Jadwal Padat
Chelsea mengalami kenaikan jumlah cedera yang signifikan pada periode kompetisi padat seperti setelah Club World Cup, dengan total 23 cedera dalam periode tertentu musim ini. Kenaikan ini menunjukkan bahwa terlibat dalam turnamen besar bisa membuat pemain kelelahan dan akhirnya cedera lebih sering.
Kondisi ini membuat klub membayar gaji puluhan juta pound kepada pemain yang cedera, meningkatkan tekanan keuangan sejak awal musim. Dalam beberapa kasus, cedera itu juga memengaruhi performa tim di Liga Primer dan kompetisi Eropa.
Chelsea bukan satu-satunya klub yang merasakan dampak ini, namun lonjakan cedera pasca turnamen besar memberi sinyal bahwa jadwal padat berdampak langsung pada kondisi pemain.
Statistik Mengungkap Kenaikan Biaya Meski Frekuensi Cedera Turun
Analisis terbaru dari laporan cedera menunjukkan gambaran paradox: jumlah cedera secara keseluruhan turun tetapi biaya yang dikeluarkan klub tetap tinggi. Dalam lima musim terakhir, meskipun frekuensi cedera turun sekitar 25 persen dari puncaknya pada 2021/22, durasi absen rata-rata pemain meningkat drastis.
Peningkatan durasi absensi membawa konsekuensi bahwa klub tetap membayar pemain dalam waktu lebih lama. Rata-rata masa absen pemain telah melonjak dari 14 hari menjadi 22 hari per cedera, membuat total biaya naik meskipun jumlah kasus turun.
Faktor Penyebab Kerugian Finansial Akibat Cedera
Keputusan taktis dan jadwal padat kompetisi jadi salah satu alasan cedera berat kini makin sering. Intensitas pertandingan Liga Primer yang tinggi membuat pemain berlari lebih cepat, melakukan transisi cepat, dan melakukan tackling agresif setiap pekan. Pola permainan modern ini menuntut tubuh pemain bekerja di batasnya, memicu cedera otot dan hamstring.
Selain itu, kebiasaan klub dalam melibatkan pemain muda dalam menit bermain yang lebih tinggi juga meningkatkan risiko cedera pada kelompok usia U-21. Pemain muda sering kali belum memiliki tubuh yang sepenuhnya matang untuk menahan beban fisik intens seperti veteran
Apa Artinya Semua Ini untuk Klub?
Biaya lebih dari £1 miliar yang hilang karena gaji pemain cedera memaksa klub Liga Primer menyusun ulang strategi mereka. Klub yang gagal melakukan ini akan terus tampil “boncos” secara finansial, meskipun membeli pemain top dengan harga luar biasa tinggi.




